Peranan Wanita sebagai seorang Ibu
Kali
ini kita akan membahas peranan wanita sebagai seorang ibu dalam
mendidik anak-anaknya.
Seorang
wanita yang mendapatkan anaugerah seorang anak, berarati dia telah mendapatkan
kepercaya dari Allah swt untuk mendidik dan membesarkan anaknya.
Seorang
wanita juga mempunyai peran yang besar seperti suaminya, dia bertanggung jawab
untuk membesarkan anaknya dengan baik. . Sebagai seorang ibu, kita diharapkan memiliki kasih
yang secara nyata terwujud dalam cara membesarkan, memeluk, mencukupi
kebutuhan, mencintai,menyayangi dan berteman dengan anak. Sebagai wujud kasih
sayangnya kepada anaknya. Peranaan waanita sangaat besar selain dia mengurus
suaminya dia juga harus mengurus anak-anknya.
Kemulian
terbesar yang diberikan Allah swt. bagi seorang wanita adalah menjadi seorang
Ibu. Dan peranan wanita sangat besar dalam keluarga.
Bahkan Rasulullah pun bersabda ketika ditanya
oleh seseorang:
“Wahai
Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak untuk kuperlakukan dengan baik?”
Beliau berkata, “Ibumu.” Laki-laki itu kembali bertanya, “Kemudian siapa?”,
tanya laki-laki itu. “Ibumu”. Laki-laki itu bertanya lagi, “Kemudian siapa?”,
tanya laki-laki itu. “Ibumu”, “Kemudian siapa?” tanyanya lagi. “Kemudian
ayahmu”, jawab beliau.” (HR. Al-Bukhari no. 5971 dan Muslim no.
6447)
Seorang harus mempunyai banyak waktu untuk
anak-anaknya.Seorang ibu merupakan seseorang yang selalu diharapkan
kehadirannya bagi anak-anaknya. Seorang ibu dapat menjadikan anak-anaknya
menjadi orang yang baik sebagaimana seorang ibu bisa menjadikan anaknya menjadi
orang yang jahat. Baik buruknya seorang anak, dapat dipengaruhi oleh baik atau
tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan anak-anaknya.
Inilah
kekuatan seorang ibu yang diberikan kepada anak-anaknya. Tatkala sang anak
merasa ragu akan hal yang ingin diperbuatnya, namun mereka teringat akan
nasehat ibu mereka, maka semua keraguan itu menjadi hilang, yang ada hanya
semangat dan keyakinan akan harapan seorang ibu.
Demikianlah
peran mulia seorang ibu, dan tidak ada peran yang lebih mendatangkan pahala
yang banyak melainkan peran mendidik anak-anaknya menjadi anak yang diridhoi
Allah dan rasulnya. Karena anak-anaknya lah sumber pahala dirinya dan sumber
kebaikan untuknya. Karena kasih sayang, pendidikan yang baik dan doa dari
seorang ibu merupakan kekuatan yang dapat menyemangati anak-anak mereka dalam
kebaikan.Hal ini karena pengaruh dari seorang ibu yang sholehah yang mendidik
anaknya dengan sangat baik.Karenanya, jika para wanita sadar akan pentingnya
dan sibuknya kehidupan di keluarga, niscaya mereka tidak akan mempunyai waktu
untuk mengurusi hal-hal di luar keluarganya. Apalagi berangan-angan untuk
menggantikan posisi laki-laki dalam mencari nafkah.
Sebagaimana
firman Allah Ta’ala kepada istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
{وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى، وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ
وَآَتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ
لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا}
“Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah
zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak
menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait, dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya” (QS al-Ahzaab:33).
Hal-halyang seharusnya
dilakukan oleh istri adalah:
1. Selalu bersedia mendampingi anak,
baik pagi, siang, maupun malam
2. Berinteraksi, berdiskusi, bermain,
dan bersabar mendidik anak
3. Mengajarkan Alkitab, pandangan dunia
yang alkitabiah kepada anak
4. Menolong anak mengembangkan
keterampilan dan menemukan kekuatannya
5. Mendisiplin anak dan mengajarkan
takut akan Tuhan, menentukan batas secara konsisten, penuh kasih dan ketegasan
6. Membesarkan anak dan menyediakan
lingkungan yang mendukung, penuh penerimaan, kemesraan, dan kasih yang tanpa
syarat
7. Memberi teladan dengan integritas
dan menjadi teladan bagi anaknya
Tidak semua wanita mendapatkan anugerah menjadi ibu
secara biologis. Menjadi ibu adalah tugas yang panjang, tetapi menyenangkan.
Ibu harus menjaga dan memperhatikan anak mulai dari dalam kandungan sampai anak
menjadi dewasa. Sekalipun peranan keibuan harus berubah dan berkembang, kasih,
perhatian, perawatan, dan dorongan yang harus diberikan ibu jangan pernah
berakhir.
Dalam
keluarga, anak harus mendapatkan pendidikan awal yang memperkenalkan anak pada
pola hidup yang direncanakan baginya. Dalam mendidik anak, orang tua seharusnya
tidak banyak bicara. Sebaliknya, orang tua seharusnya lebih banyak memberikan
teladan kepada anak. Sejak anak masih kecil, berikan teladan praktis yang benar
dan baik. Misalnya, teladan berdoa.
Hal-hal yang
harus dilakukan oleh suami-istri dalam mendidik anak:
- Ayah dan ibu tidak boleh
mendorong perkembangan emosi-emosi negatif anak-anak melalui pernyataan
kekuasaan secara berlebihan, tidak adil, memihak, atau tanpa alasan. Sikap
yang tidak sehat terhadap anak akan mengakibatkan kepahitan hati.
- Ayah dan ibu bertanggung jawab
untuk mendidik, membesarkan, dan mengembangkan tingkah laku anak-anak
melalui pengajaran dan nasihat dari Tuhan. Nasihat dalam hal ini termasuk
mengingatkan anak akan kesalahan-kesalahan (secara konstruktif) atau
kewajiban-kewajiban.
Dalam
mendidik anak, hal paling penting diberikan adalah keteladanan dari para orang
tua. Sebisa mungkin, jangan pernah melakukan kecerobohan dengan melakukan
pemberian hukuman (fisik dan omelan) yang berlebihan kepada anak, bertengkar
didepan anak,perbuatan pilih kasih, ketidakhadiran orang tua ketika si anak
membutuhkan mereka, tuntutan terus-menerus tanpa pujian, atau terlalu
memproteksi anak sehingga mereka tidak dapat belajar mandiri.
Orang tua
yang bijaksana berusaha membuat ketaatan sebagai sesuatu yang didambakan dan
diperoleh dengan cinta kasih dan kelemahlembutan. Orang tua tidak boleh menjadi
penindas yang amoral dan tidak kenal kasih. Disiplin dalam pendidikan dan
budaya umum harus dilaksanakan dengan hati-hati dan dengan didikan yang
terus-menerus disertai banyak doa. Teguran, disiplin, dan memuji ketika perlu
adalah tanda dari “nasihat”.
Secara umum,
cara orang tua mendidik anak sangat menentukan perkembangan anak. Oleh karena
itu, jika orang tua tidak mendidik anak dengan tepat, anak-anak akan berpotensi
menjadi anak yang sulit untuk dibimbing, dan bahkan menjadi pemberontak atau
pembuat kerusuhan. Sebaliknya, jika anak-anak dididik dengan baik dan benar,
mereka akan menjadi pemimpin-pemimpin masa depan yang bermoral, yang mempunyai
cara hidup yang sesuai ajaran Allah swt.
Persiapan seorang wanita agar
menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya
1. Berusaha memperbaiki diri sendiri.
Faktor
ini sangat penting, karena bagaimana mungkin seorang ibu bisa mendidik anaknya
menjadi orang yang baik, kalau dia sendiri tidak memiliki kebaikan tersebut
dalam dirinya.
Allah Ta’ala dalam firman-Nya,
{وكيف تكفرون
وأنتم تتلى عليكم آيات الله وفيكم رسوله}
“Bagaimana mungkin (baca: tidak mungkin) kalian
(wahai para sahabat Nabi), (sampai) menjadi kafir, karena ayat-ayat Allah
dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kalian
(sebagai pembimbing)” (QS Ali ‘Imraan:101).
Maka
kebaikan dan ketakwaan seorang pendidik sangat menetukan keberhasilannya dalam
mengarahkan anak didiknya kepada kebaikan. Oleh karena itu, para ulama sangat
menekankan kewajiban meneliti keadaan seorang yang akan dijadikan sebagai
pendidik dalam agama.
2. Menjadi teladan yang baik bagi anak-anak.
Menampilkan teladan yang baik dalam
sikap dan tingkah laku di depan anak didik termasuk metode pendidikan yang
paling baik dan utama. Bahkan para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang
ditimbulkan dari perbuatan dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang
lebih besar dari pada pengaruh ucapan
Oleh karena
itulah, dalam banyak ayat al-Qur’an Allah Ta’ala menceritakan kisah-kisah para
Nabi yang terdahulu, serta kuatnya kesabaran dan keteguhan mereka dalam
mendakwahkan agama Allah Ta’ala, untuk meneguhkan hati Rasululah shallallahu
‘alaihi wa sallam, dengan mengambil teladan yang baik dari mereka. Allah Ta’ala
berfirman,
{وكلا نقص عليك من أنباء
الرسل ما نثبت به فؤادك، وجاءك في هذه الحق وموعظة وذكرى للمؤمنين}
“Dan semua
kisah para Rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami
teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta
pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman” (QS Hud:120).
3. Memilih metode pendidikan yang baik
bagi anak
Syaikh Muhammad bin Shaleh
al-‘Utsaimin berkata, “Yang menentukan (keberhasilan) pembinaan anak, susah
atau mudahnya, adalah kemudahan (taufik) dari Allah Ta’ala, dan jika seorang
hamba bertakwa kepada Allah serta (berusaha) menempuh metode (pembinaan) yang
sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya (dalam
mendidik anak),
Allah Ta’ala berfirman,
{وَمَنْ يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً}
“Barangsiapa yang bertakwa kepada
Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya”
(QS. ath-Thalaaq:4)
Termasuk
metode pendidikan yang benar adalah membiasakan anak-anak sejak dini
melaksanakan perintah Allah Ta’ala dan menjauhi larangan-Nya, sebelum mereka
mencapai usia dewasa, agar mereka terbiasa dalam ketaatan.
4. Kesungguhan dan keseriusan dalam
mendidik anak
Maka syariat Islam mewajibkan
mereka menunaikan amanah ini dengan mendidik mereka berdasarkan petunjuk agama Islam, serta mengajarkan kepada mereka hal-hal yang menjadi kewajiban
mereka, dalam urusan agama maupun dunia.
Kewajiban yang pertama diajarkan
kepada mereka adalah menanamkan pengetahuan tentang iman kepada Allah, para
malaikat, kitab-kitab suci, para Rasul, hari akhirat, dan mengimani takdir
Allah yang baik dan buruk, juga memperkokoh pemahaman tauhid yang murni dalam
jiwa mereka, agar menyatu ke dalam relung hati mereka.
Kemudian mengajarkan rukun-rukun Islam pada
diri mereka, selalu menyuruh mereka mendirikan shalat, menjaga kejernihan
sifat-sifat bawaan mereka yang baik, menumbuhkan pada watak mereka akhlak
yang mulia dan tingkah laku yang baik, serta menjaga mereka dari teman
pergaulan dan pengaruh luar yang buruk.
Oleh karena itu, wajib bagi seorang
wanita yang mempunyai anak, untuk memberikan perhatian besar kepada anaknya
dan kepada upaya mendidiknya dengan pendidikan yang baik.