10 Hal yang Baru Akan Kamu Sadari Setelah Menikah

10 Hal yang Baru Akan Kamu Sadari Setelah Menikah


Dailymoslem – Menikah merupakan fase terpenting dalam hidup manusia. Di fase ini kita memilih seseorang untuk memulai hidup baru, terlepas dari orangtua dan berjuang untuk bertahan hidup bersama pasangan.
Setelah menikah, ada beberapa hal yang akan kita sadari, yang mungkin tidak terpikirkan sewaktu masih belum menikah, misalnya 10 hal berikut ini.

Rumah Tangga Ternyata Tidak Seindah Dongeng

Cerita dongeng selalu berakhir pada pernikahan agung di istana, tapi tidak pernah menceritakan kisah selanjutnya setelah menikah. Kenapa? Ya, karena kehidupan setelah menikah sebenarnya tak seindah cerita dongeng. Ada banyak yang harus kita urus agar semua keperluan hidup bisa terpenuhi. Tapi, kita bisa kok membuatnya terasa menyenangkan dengan cinta yang kita miliki bersama pasangan.

Keluarga Di Rumah Ternyata Bisa Bikin Kangen

Saat sebelum menikah, mungkin kita pernah jengkel dengan orang-orang di rumah dan ingin segera menikah agar bisa pindah dari rumah. Tapi, setelah menikah baru kita akan menyadari ternyata suasana di rumah yang menyebalkan itu bisa juga membuat kita kangen.

Pelajaran Gotong Royong

Setelah menikah, kita akan belajar untuk bekerja sama dan bergotong royong dengan pasangan untuk mengurus segala sesuatu. Tidak ada lagi orangtua yang menyiapkan segala kebutuhan. Kita harus menyiapkan segala sesuatunya dengan bekerja sama dengan pasangan.

Pelajaran Saling Berbagi

Hidup berdua dengan pasangan juga akan mengajarkan kita untuk saling berbagi. Jika sewaktu lajang dulu kita selalu menghabiskan sendiri bonus yang kita dapatkan dari bos, setelah menikah kita akan merasa perlu untuk membaginya dengan pasangan.

Bedanya Kencan Sebelum Menikah dan Kencan Setelah Menikah

Saat sebelum menikah, mungkin kamu pernah deg-degan akan pergi dengan si dia, menunggu saat-saat akan bertemu dengannya. Tapi, setelah menikah kamu mungkin pergi ke luar rumah saat kalian berdua merasa bosan di rumah. Dan rasanya pasti akan jauh lebih indah daripada kencan sewaktu belum menikah.

Pelajarang Tentang Ego

Setelah menikah, kamu juga akan belajar untuk selalu berkompromi dengan pasangan. Mengenai keputusan yang kamu ambil atau sesuatu yang kamu inginkan, kamu harus mempertimbangkannya juga dengan pendapat pasangan.

Tujuan Pernikahan

Sewaktu sebelum menikah, mungkin kamu pernah bertanya-tanya tentang tujuan pernikahan. Dan, kebanyakan orang masih juga bertanya-tanya tujuan pernikahan hingga hari pernikahannya tiba, hingga mereka menemukan jawabannya setelah menikah.

Ibu Mertua Ternyata Tidak Seseram Cerita Orang

Mungkin kita pernah mendengar cerita tentang ibu mertua yang sangat tidak bersahabat. Tapi, setelah menikah kamu akan tahu, ibu mertua juga manusia biasa yang bisa berteman dengan orang yang bersikap baik padanya. Mereka juga bisa menyayangi kamu seperti anaknya sendiri jika kamu menyayangi mereka seperti orangtuamu sendiri.

Berada Di Rumah Mertua atau Di Rumah Sendiri Akan Terasa Canggung

Bagaimanapun, kamu tetap akan merasa canggung berada di rumah mertua atau rumah orangtuamu. Siapa yang akan memasak? Siapa yang mencuci? Kalau memasak, boleh memakai bahan yang di kulkas atau beli sendiri? Semua akan terasa canggung. Tapi, kamu pasti akan merasakannya paling tidak beberapa hari atau minggu setelah menikah.

Pasangan Adalah Cermin Pribadi

Pada umumnya, orang akan cenderung menyukai atau jatuh cinta pada lawan jenis yang memiliki kemiripan sifat, atau bahkan mungkin wajah, dengan kita. Jadi, jangan heran kalau setelah menikah kamu ternyata banyak menemukan sifat pasangan yang kamu belum tahu, dan ternyata mirip dengan sifat-sifat kamu.
http://www.dailymoslem.com/
10 Kemuliaan Wanita Hamil

10 Kemuliaan Wanita Hamil

10 Kemuliaan Wanita Hamil Dalam Islam

Kemuliaan wanita hamil dalam Islam memberikan gambaran bahwa agama ini memuliakan kaum perempuan sehingga mereka merasakan ketenangan dan ketentraman sewaktu masa mengandung. Tidak sedikit lho bunda, muslimah yang sedang mengandung tetapi mengetahui berapa banyak kemuliaan yang bisa mereka dapatkan jika itu diniatkan ikhlas ibadah kepada Allah dan selalu terikat dengan peraturan Islam.

Kami akan share 10 keutamaan wanita muslimah hamil dalam padangan ajaran islam di antaranya yaitu :
  1. Jika seorang wanita sedang ada janin di dalam rahimnya maka banyaknya meminta ampun kepada Allah SWT dan para malaikat pun ikut beristighfar untuknya. Allah SWT akan melipat gandakan setiap amalan wanita hamil yang benar-benar ikhlas dan sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
  2. Jika seorang wanita mengandung sudah mulai merasakan sakit semenjak awal kehamilan maka akan dicatat pahala baginya, bahkan jika wanita hamil dalam proses persalinan meninggal maka kondisi kematiannya ialah syahid di mata Allah Ta’ala.
  3. Jika seorang wanita hamil melahirkan anak maka dirinya mendapatkan ampunan dan pahala dari Allah SWT.
  4. Jika bayi telah dilahirkan dan kemudian ibunya menyusuinya maka setiap tegukan ASI bayi merupakan sedekah atau satu kebajikan di sisi Allah SWT.
  5. Jika bunda tidak bisa tidur karena sibuk memelihara anaknya yang sedang sakit maka Tuhan Yang Maha Pemurah akan menganjarnya dengan pahala yang begitu besar. Baca artikel keistimewaan wanita hamil dalam Islam
  6. Setiap rakaat shalat peremuan yang sedang mengandung jauh lebih utama atau baik jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak mengandung.
  7. Perempuan yang hamil akan mendapatkan pahala besar jika dia terus berpuasa mulai dari adzan shubuh hingga adzan maghrib, namun dengan catatan bumil harus dalam kondisi sehat dan tidak dikhawatirkan bayinya memiliki dampak negatif selama berpuasa.
  8. Setiap bacaan Al Qur’an yang didengarkan kepada janin dalam kandungan akan lebih berpahala, dimana itu adalah bentuk pendidikan anak semulai masa kandungan yang akan membuat bayi tumbuh menjadi anak yang sholih dan sholihah.
  9. Wanita yang hamil selalu merasakan sakit yang selama masa mengandung akan mendapatkan pahala terus-menerus bahkan hingga 9 bulan masa kehamilan.
  10. Wanita yang bersalin yang merasakan sakit yang begitu luar biasa akan memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah Ta’ala.
Itulah share buat bunda tentang kemuliaan wanita hamil dalam Islam yang kami harap dapat memberikan pengetahuan Islam berharga bagi masa kehamilan Anda yang begitu berat dirasakan.
http://www.kesehatanibuhamil.com/
 Kejadian Aneh Seorang Bayi terlahir Membawa Alqur'an

Kejadian Aneh Seorang Bayi terlahir Membawa Alqur'an

Kejadian Aneh Seorang Bayi Terlahir Membawa Alqur'an

SUbhanalloh...Merupakan kejadian yang aneh unik dan langka di bumi. ini adalah kisah nyata dari negeri NIGERIA, telah terlahir seorang anak bayi membawa alquran dari Rahim Perut ibunya. Begitulah kehendak Alloh swt. untuk menguatkan iman hambanya... seperti mu'jizat yang mengalahkan argumentasi orang2 kafir... maka maka semakin bertambah kuatlah iman seorang hamba, bahwa Islam adalah SATU-SATUNYA agama yang BENAR DI SISI Alloh swt. Sehingga Ibu dari Bayi itu yang tadinya kafir, Sekarang telah masuk "ISLAM" (Menjadi muallaf) demikian juga Neneknya yang beragama Kristen.. telah memilih jalan yang benar dan Masuk islam...subhanalloh.!!


Ini adalah kisah kecil, bagaimana deorang kristen lebih memilih untuk memeluk agama islam.... lalu bagai mana mungkin dan apakah alasan seorang islam tapi malah murtad dari agamanya...?? sungguh ia telah rugi sebesar-besarnya, karena dia keluar dari jalan islam yang selamat, dan kepastiann Alloh bagi orang yang murtad ialah Neraka yang kekal..!! maka bertaubatlah, insya Alloh kau jumpai Bahwa Ampunan Alloh itu Luas..."

kejadian keajaiban aneh di bumi

Ulama terkenal dari Nigeria pada Senin (14/5/2012) berkumpul di Mushin, Provinsi Lagos, barat daya Nigeria, untuk menyaksikan upacara penamaan seorang bayi. Bayi tersebut bukan bayi biasanya sehingga harus masuk pemberitaan di media, namun bayi yang terlahir pada 7 Mei 2012 tersebut terlahir dengan membawa sebuah Al-Quran kecil di tangannya dari rahim ibunya. Allahu akbar!

Setelah menyampaikan sebuah kultum, seorang ulama Nigeria, Ustadz Abdul Rahman Olanrewaju Ahmed, memberikan nama kepada bayi tersebut dengan nama Abdul Wahab Iyanda Aderemi Irawo. Dalam pemberian nama tersebut, Ustadz Abdul Rahman juga menasihati sang ibu dari jabang bayi tersebut bahwa bayinya bukanlah seorang nabi meskipun ia terlahir dari rahimnya sambil memegang Quran.

Beliau juga menambahkan bahwa hal tersebut merupakan kehendak Allah, untuk mengirim bayi tersebut ke dunia dengan cara yang menakjubkan, yakni terlahir dengan membawa Quran dari rahimnya. Subhanallah!

Ulama lain yang ikut dalam acara tersebut antara lain Syaikh Abdulraman Sulaiman Adangba, Ketua dari Komunitas Nasrulifathi Ustadz Alhaji Abdullahi Akinbode, dan Dr Ramoni Tijani dari Komunitas Islam Alifathiquareeb.

Sebelumnya pada Ahad (13/5), ibu dari sang jabang bayi ini menyatakan diri memeluk Islam setelah melihat bayinya terlahir dengan membawa Quran dari rahimnya. Kini, sang ibu 32 tahun yang dulu bernama Kikelomo Ilori ini kemudian berganti menjadi Sharifat. Hal serupa juga dilakukan oleh nenek sang jabang bayi yang dulu memeluk agama Kristen sekarang menjadi seorang Muslim dan mengganti namanya dengan nama Islami.

Di luar rumah sang jabang bayi, banyak pedangang tumpah ruah menjual berbagai suvenir tentang bayi tersebut, mulai dari kaos, tasbih, dan foto-foto sang jabang bayi yang terlahir membawa Quran tersebut.

Kelahiran sang jabang bayi tersebut hingga saat ini masih mengundang kontroversi, dimana para sekularis menganggap sesuatu yang mustahil bagi seorang bayi terlahir dengan memegang (membawa) Quran dari rahim sang ibu. Namun di lain pihak, banyak yang berpendapat bahwa apa pun bisa terjadi jika Allah berkehendak. Wallahu a’lam bish shawwab. (zilzaal/acehloensayang/arrahmah.com)
6 Karakter Wanita Yang Tidak Layak Dijadikan Istri Menurut Pandangan Islam

6 Karakter Wanita Yang Tidak Layak Dijadikan Istri Menurut Pandangan Islam


6 Karakter Wanita Yang Tidak Layak Dijadikan Istri Menurut Pandangan Islam

Wanita Yang Tidak Layak Dijadikan Istri | Wanita sebenarnya adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling indah serta mulia. wanita mempunyai pembawaan serta karakteristik berlainan satu sama lainnya. Wanita yang baik sukar di miliki. Dibutuhkan perjuangan yang berat untuk memperoleh istri yang baik. Seorang istri yang baik menurut islam adalah wanita yang senantiasa rajin menunaikan ibadah Nya serta menjauhi laarangan Nya. Sedang istri yang menurut islam enggak baik akan saya berikan dalam pembahasan berikut 6 Wanita yang tidak layak anda jadikan istri menurut pandangan Islam.

Berikut adalah 6 Wanita yang tidak layak anda jadikan istri menurut pandangan Islam :

Al – Anaanah

Al – Anaanah yaitu karakter jelek dari seseorang wanita yakni senantiasa merasa resah. Wanita yang mempunyai karakter Al – Anaanah dalam kehidupannya senantiasa merasa enggak cukup seperti saat telah di beri motor enggak cukup, mobil enggak cukup, rumah enggak cukup. Wanita Al – Anaanah paling dibenci oleh Allah lantaran dia enggak pernah bersukur serta senantiasa mementingkan dirinya.

Al-Manaanah

Al-Manaanah yaitu karakter wanita yang senantiasa mengungkit ungkit. Bila suami melakukan satu hal yang enggak senang di hati wanita itu lalu diungkitlah semuanya mengenai suaminya itu. Senantiasa membicarakan suami : enggak mengigat budi yang sudah diberikan suaminya kepadanya, enggak bertanggungjawab, tidak mempunyai rasa sayang pada suaminya. Padahal suaminya sudah memberi yang terbaik untuk dia.

Al –Hunaana

Al –Hunaana yaitu karakter jelek yang dipunyai seseorang wanita yakni mengiginkan suami yang lain, seorang wanita seperti ini enggak layak andajadikan istri menurut pandangan islam. Bukan cuma dia mengiginkan suami lain akan tetapi wanita Al –Hunaana akan lebih gampang selingkuh dengan pria lain.

Al- Hudaaqah

Al- Hudaaqah yaitu karakter jelek waniita yakni senang memaksakan kehendak pada suami, contoh saat pagi, petang, siang suaminya selalu ditekan serta dijadikan budaknya. Pada hal semestinya menurut pandangan islam suami itu merupakan seorang pemimpin rumah tangga. maka Wanita Al- Hudaaqah enggak layak bila dijadikan seorang istri menurut pandangan islam.

Al –Hulaaqa

Al –Hulaaqa adalah karakter jelek wanita yakni sibuk memanjakan dirinya sendiri serta lupa akan tanggung jawabnya sebagai seseorang istri seperti mengatur anak, sholat, dzikir dan ada banyak lagi. Wanita Al –Hulaaqa akan menyibukan dirinya sendiri hanya untuk bersolek serta bersantai ria. Sementara suaminya berusaha keras untuk menghidupi keluarganya. Istri jenis ini enggak layak menurut pandangan islam.

As-Salaaqah

As-Salaaqah yaitu karakter jelek wanita yang terakhir yakni gemar mengosip. Sebenarnya karakter jelek yang satu ini kabnyakan melekat pada tiap-tiap hati sebagian wanita. Sebagian wanita As-Salaaqah atau gemar gosip menurut pandangan islam paling enggak layak untuk kita jadikan seorang istri. Dikarenakan Allah senantiasa membenci orang yang gemar berkata dusta/gossip.

Dengan memahami karakter sifat jelek di atas tentu kita telah memiliki deskripsi yang pasti tentang calon istri yang baik untuk kita. pastikan istri yang sholehah yang senantiasa patuh kepadaNya

Berita Islam Terkini

Berita Islam Terkini

Kisah Pondok Pesantren Tebuireng yang Berdiri di Tempat Maksiat

Berita islam – “Jika suatu amal tidak dilandasi keikhlasan maka tidak akan tambah kecuali kegelapan di dalam hati”. Demikian kutipan kitab Al Tanbihat Al Wajibat yang tertempel di muka halaman kompleks makam Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari dan keluarga di Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Diwek, Jombang, Jawa Timur.
Kutipan sederhana itu tertulis di atas papan kayu. Konon kata bermakna ini menjadi pemicu hasrat Hasyim Asy’ari untuk mendirikan pondok pesantren yang telah melahirkan banyak tokoh bangsa Indonesia. Salah satunya Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang tak lain cucu dari Syeikh Hasyim Asy’ari.
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Sholahudin Wahid mengaku banyak mendengar cerita dari kakak ataupun sang ayah, KH Wahid Hasyim.yang mengisahkan tentang perjuangannya mendirikan pondok pesantren tersebut. Kala itu, pendirian pondok menjadi salah satu simbol perlawanan terhadap kemaksiatan dan penjajahan yang mendera saat itu.
Ia mengungkapkan, sang kakek tak hanya menerima intimidasi dari para preman pelindung lokalisasi, pertentangan keras juga datang dari penjajah Belanda yang saat itu tengah berkuasa.
“Ini (simbol) perjuangan. Perjuangannya berat. Tidak mudah. Belanda saat itu ya tentu juga tidak mendukung pastinya,” kata pria yang akrab disapa Gus Solah saat ditemui Liputan6.com di Jombang, Jawa Timur, Minggu (8/11/2015).
Adik kandung Gus Dur ini mengisahkan bahwa dulunya lokasi pondok pesantren merupakan lokalisasi dan bedeng-bedeng. Di Desa Cukir, banyak ‘kupu-kupu malam beterbangan’. Selain itu, banyak pula pabrik milik Belanda yang gagah berdiri.
Jika para buruh dan petinggi buruh itu menerima gaji, mereka langsung menghabiskannya di tempat ini. Mereka menghamburkannya dengan perbuatan maksiat.
“Dulu kan bukan tanahnya pesantren ya. Di situ dulu kan ada pabrik. Nah biasanya kalo mereka sudah gajian banyak yang menghabiskan uangnya untuk maksiat disini. Tapi sekarang sudah tidak,” beber mantan Wakil Ketua Komnas HAM itu.
Sementara di lokasi makam Hadratus Syeikh Hasyim Asy’ari, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa sempat meneteskan air mata. Dia terkenang dengan sosok Hasyim Asy’ari yang dinilainya sebagai sosok pahlawan yang perlu dicontoh. Banyak yang bisa diambil dari perjalanan hidup sang kiai.
“Mbahnya Gus Dur (KH Hasyim Asy’ari) itu pendiri NU. Jadi kalau besok Selasa, Hari Pahlawan itu di kota Pahlawan. Itu untuk pertama kalinya. Itu karena beliau sosok berpengaruh dan tokoh sentral Hari Pahlawan di Surabaya,” ungkap Khofifah dengan suara gemetar.
Ia menuturkan KH Hasyim Asy’ari juga salah satu tokoh yang mempelopori pergerakan perlawanan untuk mengusir penjajah Belanda.
“Ya mbah Gus Dur itu yang menggerakan perlawanan untuk mengusir penjajah,” tutup Khofifah yang juga memondokkan anak keempatnya, Ali Managalih Parawansa, di Ponpes Tebuireng.
Di dalam pondok, selain materi pelajaran mengenai pengetahuan agama Islam, ilmu syari’at, dan bahasa Arab, juga ada pelajaran umum yang dalam struktur kurikulum. Pesantren yang didirikan pada 1899 ini juga banyak memberikan konstribusi dan sumbangan kepada masyarakat, baik sosial juga yang utama dalam dunia pendidikan Islam. (Ali/Yus)
Sumber : Liputan6.com
Berita Islam Terkini

Berita Islam Terkini

Penyakit Umat Umat Terdahulu Hingga Umat Sekarang

Rasulullah bersabda, “Pintu-pintu surga itu dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu diampunkanlah bagi setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya itu ada rasa dendam, lalu dikatakanlah, ‘Nantikanlah dulu kedua orang ini sehingga keduanya berdamai kembali. Nantikanlah kedua orang ini sehingga keduanya berdamai kembali’.” (HR Muslim)

Perbedaan kerap menimbulkan gesekan hingga berujung pada pertikaian atau konflik. Dalam setiap konflik, terkadang bukan hanya luka fisik yang tertinggal, melainkan juga luka nonfisik (batin) dalam rupa dendam. Dendam inilah api dalam sekam yang terus-menerus memelihara konflik hingga membuatnya tak kunjung padam, tak cepat usai. Karena dendam, masalah sepele bisa menjadi masalah serius.
Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah mengingatkan, “Kelak akan menimpa umatku penyakit umat umat terdahulu, yaitu penyakit sombong, kufur nikmat, dan lupa daratan dalam memperoleh kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan harta dan bermegah-megahan dengan harta. Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan dunia, saling bermusuhan, dan saling iri, dengki, dan dendam sehingga mereka melakukan kezaliman (melampaui batas).” (HR Al-Hakim)
Dendam adalah sejenis penyakit hati yang destruktif. Tidak hanya bagi orang yang punya dendam, tetapi juga pihak yang didendami. Karena itulah, seperti diingatkan pada hadis di awal, seseorang mesti membersihkan hatinya dari dendam. Orang yang punya rasa dendam akan tertahan tidak masuk surga hingga ia memaafkan dan berdamai. Dan pemaafan atau perdamaian ini bukan dilakukan saat di akhirat, melainkan dilakukan saat masih di dunia karena akhirat adalah tempat pertanggungjawaban amal-amal di dunia. Kecuali jika Allah berkehendak lain.
Surga adalah “darussalam”, tempat yang aman, damai, sejahtera. Tidak ada dendam di hati para penghuninya. Seperti yang difirmankan Allah, “Dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.’ Diserukan kepada mereka, ‘Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu karena apa yang telah kamu kerjakan’.” (QS al-A’raf [7]: 43)
Dalam ayat lain, Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang yang bertakwa itu berada dalam surga-surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air (yang mengalir). (Allah berfirman), ‘Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.’ Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang ada dalam hati mereka: mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (QS al-Hijr [15]: 45-47)
Surga tak layak dihuni oleh orang-orang yang punya rasa dendam di hatinya. Dendam sendiri bukanlah karakter seorang Muslim sejati. Dengan kata lain, jika seseorang ingin masuk surga, ia harus membersihkan hatinya dari rasa dendam. Sebagai gantinya, ia mengisi hatinya dengan rasa maaf, cinta damai, dan kasih sayang. Jika dendam sudah lenyap dari hati, segala pertikaian dan konflik akan cepat berakhir. Wallahu ‘alam.
Sumber : Republika.co.id
Etika

Etika



Etika Kehidupan Bertetangga Dalam Islam 

TETANGGA memang salah satu makhluk yang harus kita muliakan. Berbagai hak kita penuhi sehingga seseorang yang mempunyai tetangga Muslim akan dapat merasakan indahnya akhlak Islam. Bahkan tidak sekedar itu, tidak sekedar memenuhi haknya. Hasan Bashri menyatakan termasuk berbuat baik kepada tetangga adalah tidak mengganggunya. Tidak melakukan sesuatu yang menyebabkan tetangga terganggu. Bahkan kalau tetangga tersebut yang mengganggu, kita pun harus sabar menghadapinya. Tentu kesabaran tersebut kita lakukan setelah kita memberitahukan bahwa perbuatannya mengganggu kita.

Untuk hal-hal yang sifatnya memang harus terjadi, kita harus sabar menghadapinya. Misalnya tetangga sebelah membangun atau merenovasi rumah hingga terdengar berisik. Sementara apabila kita yang membangun rumah kita harus tahu diri dengan sebelumnya menyatakan permintaan maaf. Kalau ada yang melukai atau merusak bangunan rumahnya kita ganti. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah bersabda, “Janganlah seseorang tetangga itu melarang tetangganya yang lain untuk menancapkan kayu di dindingnya untuk pengukuh atap dan lain-lain”. (Muttafaq ‘alaih).

Terhadap tetangga yang mengganggu dengan perbuatannya pun kita harus bersabar. Misalnya mereka mengadakan pesta sampai larut malam dengan musik yang hingar bingar. Kita perlu menegurnya terlebih anak kecil kita tidak bisa tidur dibuatnya. Apabila setelah ditegur tidak juga mengindahkan di situlah kita patut bersabar. Juga tetangga yang suka memarkir mobil sembarang, menaruh sampah tidak pada tempatnya, susah bayar iuran, dan sebagainya. Kita harus sabar menghadapinya. Yang utama kita harus memberitahu kepadanya bahwa hidup bertetangga itu saling menghargai kitapun akan menghargai. Kalau pun ia tidak menghargai kita akan sabar menghadapinya. Dengan kesabaran kita insya Allah dirinya akan sadar.

Dari Abu Hurairah pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah menyakiti tetangganya, baik dengan kata-kata atau perbuatan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau kalau tidak dapat berkata baik, maka hendaklah berdiam saja, yakni jangan malahan berkata yang tidak baik.” (Muttafaq ‘alaih). Islampos

Adab Perilaku

Adab Perilaku

Perilaku Tenang, Karisma Wanita Salihah

Al-Ustadz Marwan
Wanita salihah memiliki sikap santun dan penuh kewibawaan, tenang dalam berucap dan beraktivitas, tidak sering menolehkan badan dan wajah saat berjalan. Oleh karena itu, ketika dia berbicara, orang yang diajak bicara pun mendengarkan dan menghargainya. Muslimah lain yang melihatnya pun menghormati dan memuliakannya. Sungguh, dia penuh karisma.
Itulah salah satu akhlak mulia yang mesti menghiasi jiwa setiap muslimah. Diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari (no. 6117), dari Busyair bin Ka’ab, dia menuturkan, “Termaktub dalam untaian ucapan hikmah, ‘Sesungguhnya sifat malu melahirkan kewibawaan dan ketenangan’.”
Makna السَّكِينَةُ (ketenangan) adalah tidak banyak menggerakkan anggota badan dan tidak gegabah (grusa-grusu, Jawa) dalam berperilaku, tetapi tenang hati, gerakan anggota badan, dan ucapannya. Sifat ini biasanya tidak terpisahkan dengan الْوَقَارُ (kewibawaan), yaitu tabiat baik yang menyebabkan pemiliknya dihormati dan dimuliakan oleh orang yang melihatnya.
An-Nawawi rahimahullah menerangkan, “Perbedaan antara as-sakinah dan al-waqar adalah bahwa as-sakinah itu tidak tergesa-gesa dalam setiap gerak-gerik dan menjauhi hal-hal yang sia-sia, sedangkan al-waqar adalah berpenampilan tenang, menundukkan pandangan, menjaga suara dalam bertutur kata, dan tidak menolah-nolehkan badan ataupun penglihatan.”
Dua sifat tersebut adalah sifat terbaik yang dikaruniakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada seorang hamba. Jika hamba tidak memiliki dua sifat mulia tersebut dan justru memiliki sifat kebalikannya, sungguh dia tidak memiliki kepribadian yang baik. Dia tidak lagi menyandang kewibawaan akhlak mulia. Dia tidak pula memiliki ketenangan berperilaku. Sebaliknya, jiwa dan pribadinya hina di hadapan orang lain.
Lawan kedua sifat tersebut adalah sering menggerakkan anggota badan, sering menoleh, dan bertindak dengan tergesa-gesa atau gegabah.
Ketenangan dalam Beribadah, Terkhusus ketika Shalat

Saudariku, semoga Allah merahmati Anda sekalian.
Khusyuk di dalam shalat adalah keadaan hati yang penuh kelembutan, ketenangan, dan konsentrasi, disertai dengan kehadiran hati di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. Kekhusyukan hati akan diikuti oleh kekhusyukan anggota badan. Anggota badan menjadi tenang dan tidak melakukan banyak gerakan selain gerakan shalat itu sendiri.
Kekhusyukan hati akan diraih dengan mengenal Allah subhanahu wa ta’ala dan keagungan-Nya. Oleh karena itu, semakin besar pengenalan seseorang kepada Allah dan keagungan-Nya, semakin khusyuklah dia. Di antara sebab terbesar untuk mencapai kekhusyukan adalah memahami kalamullah l. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
لَوۡ أَنزَلۡنَا هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلٖ لَّرَأَيۡتَهُۥ خَٰشِعٗا مُّتَصَدِّعٗا مِّنۡ خَشۡيَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ ٢١
 “Sekiranya Kami turunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah; dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (al-Hasyr: 21)
Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan pula bahwa di antara sifat orang-orang yang beriman dari kalangan ulama ahlul kitab adalah khusyuk ketika mendengar al-Qur’anul Karim. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
قُلۡ ءَامِنُواْ بِهِۦٓ أَوۡ لَا تُؤۡمِنُوٓاْۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡعِلۡمَ مِن قَبۡلِهِۦٓ إِذَا يُتۡلَىٰ عَلَيۡهِمۡ يَخِرُّونَۤ لِلۡأَذۡقَانِۤ سُجَّدٗاۤ ١٠٧ وَيَقُولُونَ سُبۡحَٰنَ رَبِّنَآ إِن كَانَ وَعۡدُ رَبِّنَا لَمَفۡعُولٗا ١٠٨ وَيَخِرُّونَ لِلۡأَذۡقَانِ يَبۡكُونَ وَيَزِيدُهُمۡ خُشُوعٗا۩ ١٠٩
 “Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya, apabila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka pun menyungkur atas muka mereka sembari bersujud, dan berkata, ‘Mahasuci Rabb kami. Sesungguhnya janji Rabb kami pasti dipenuhi.’ Mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis, dan mereka pun bertambah khusyuk.” (al-Isra’: 107—109)
Allah subhanahu wa ta’ala telah mensyariatkan berbagai ibadah atas hamba-hamba-Nya, dan yang dituntut dari ibadah tersebut ialah kekhusyukan hati dan badan. Jenis ibadah yang terbesar di antaranya adalah shalat. Allah subhanahu wa ta’ala memuji orang-orang yang khusyuk di dalam shalatnya, sebagaimana firman-Nya,
قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ١ ٱلَّذِينَ هُمۡ فِي صَلَاتِهِمۡ خَٰشِعُونَ ٢
 “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalat mereka.” (al-Mu’minun: 1—2)
Bahkan, syariat menuntun seorang hamba untuk bersikap tenang dan tidak tergesa-gesa saat akan memenuhi panggilan shalat. Disebutkan dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Aku mendengar bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda, ‘Jika iqamat untuk shalat telah dikumandangkan, janganlah kalian memenuhinya dengan cara berlari, tetapi penuhilah dengan berjalan dengan tenang. Apa pun yang kalian dapatkan, shalatlah, dan apa yang luput dari kalian, sempurnakanlah’.”
Tenang dan Santun dalam Bertutur Kata dan Berperilaku
Wanita muslimah tidak bisa dikatakan telah berhias dengan akhlak mulia sebelum memiliki sifat tenang dalam segala perilakunya, termasuk dalam hal bertutur kata.
Tidak selayaknya seorang wanita muslimah meninggikan suara saat berbicara kepada sesamanya. Perbuatan ini tidak mengandung ketenangan dalam hal berbicara, tetapi justru menunjukkan kurangnya adab. Allah subhanahu wa ta’ala membimbingkan adab bertutur kata kepada hamba-hamba-Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ ١٩
 “…dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman: 19)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah menafsirkan ayat tersebut, “Janganlah berlebihan dalam bertutur kata. Janganlah meninggikan suara dalam hal yang tidak ada faedahnya. Oleh karena itu, Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan,
إِنَّ أَنكَرَ ٱلۡأَصۡوَٰتِ لَصَوۡتُ ٱلۡحَمِيرِ
Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.”
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata tentang ayat وَٱغۡضُضۡ مِن صَوۡتِكَۚ (dan lunakkanlah suaramu), “…dalam rangka beradab (ketika berbicara) kepada sesama manusia dan (ketika berbicara) kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”

Termasuk adab dalam bertutur kata dan menjaga ucapan adalah sebagaimana perintah Allah subhanahu wa ta’ala,
وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا
 “Ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (al-Baqarah: 83)
Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Termasuk tutur kata yang baik adalah amar ma’ruf nahi mungkar, mengajarkan ilmu kepada manusia, menebarkan salam, (berbicara dengan) muka berseri-seri, dan sebagainya.
Seorang insan tidak mungkin berbuat baik dengan hartanya kepada seluruh manusia. Oleh karena itu, dia diperintah berbuat baik kepada mereka dengan hal yang dia mampu, yaitu dengan ucapan yang baik. Jadi, ayat ini mengandung larangan bertutur kata yang jelek kepada sesama manusia, termasuk kepada orang-orang kafir. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلَا تُجَٰدِلُوٓاْ أَهۡلَ ٱلۡكِتَٰبِ إِلَّا بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ
“Dan janganlah kalian berdebat dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang paling baik….” (al-‘Ankabut: 46)
Di antara adab yang dibimbingkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala kepada para hamba-Nya adalah berucap dan berbuat dengan ucapan dan perbuatan yang bersih, tidak berbuat/berkata keji, tidak suka mencela, dan tidak senang berdebat. Akan tetapi, hendaknya dia menjadi orang yang berakhlak baik, bersopan santun, bersikap ramah kepada setiap orang, dan bersabar atas gangguan orang lain. Semua itu dilakukannya dalam rangka merealisasikan perintah Allah dan mengharapkan pahala-Nya.” (Taisirul Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)
Untuk menjaga ketenangan dalam bertutur kata, setiap wanita muslimah hendaknya tidak banyak berbicara dan tidak mengucapkan perkataan yang sia-sia. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَإِذَا سَمِعُواْ ٱللَّغۡوَ أَعۡرَضُواْ عَنۡهُ وَقَالُواْ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُمۡ لَا نَبۡتَغِي ٱلۡجَٰهِلِينَ ٥٥ ‌
 “Dan apabila mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling darinya dan berkata, ‘Bagi kami amal-amal kami, dan bagi kalian amal-amal kalian. Kesejahteraan atas diri kalian. Kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil’.” (al-Qashash: 55)
Disebutkan dalam hadits shahih riwayat al-Imam at-Tirmidzi, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
شِرَارُ أمَّتِي الثَّرْثَارُونَ المُتَشَدِّقُونَ المُتَفَيْهِقُونَ، وَخِيَارُ أمَّتِي أَحَاسِنُهُمْ أَخْلَاقًا
“Orang-orang terjelek di antara umatku adalah orang-orang yang berbicara dengan berlebih-lebihan, berlagak fasih, dan melampaui batas. Adapun orang-orang terbaik di antara umatku adalah yang paling baik akhlaknya.
Tenang Ketika Tertimpa Musibah
Ketika seseorang tertimpa musibah yang mengubah keadaannya, ia akan merasa berat karena dia menghadapinya tanpa kejujuran, keikhlasan, dan harapan akan pahala Allah subhanahu wa ta’ala semata.
Pada awal musibah menimpanya, seseorang diuji apakah kesabarannya itu jujur atau dusta. Apabila dia bersabar dan tenang pada awal terjadinya musibah, berubahlah perasaan berat tersebut menjadi nikmat.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengisahkan bahwa putra Abu Thalhah menderita sakit, lalu meninggal ketika Abu Thalhah sedang pergi. Setibanya Abu Thalhah di rumah, dia menanyakan kondisi putranya itu kepada Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha, istrinya sekaligus ibu Anas sendiri. Berkatalah Ummu Sulaim dengan penuh ketenangan, “Keadaannya lebih tenang daripada sebelumnya.”
Ummu Sulaim menghidangkan makan malam untuk suaminya, maka Abu Thalhah menikmati makan malamnya. Bahkan, pada malam tersebut Ummu Sulaim j berhias sehingga tampil lebih cantik daripada biasanya. Akhirnya, Abu Thalhah menggauli Ummu Sulaim.
Seusai melayani suaminya dan melihat bahwa suaminya telah mendapatkan kepuasan, Ummu Sulaim pun mengungkapkan kejadian sesungguhnya. Dengan penuh ketenangan dan hikmah Ummu Sulaim berkata, “Wahai Abu Thalhah, apa pendapatmu jika seseorang meminjamkan sesuatu kepada sebuah keluarga, lantas dia meminta kembali pinjamannya itu, layakkah mereka menolak mengembalikannya?”
Abu Thalhah menjawab, “Tidak.”
“Kalau begitu, harapkanlah pahala dari sisi Allah atas musibah kepergian anakmu,” kata Ummu Sulaim.
Singkat kisah, keesokan harinya Abu Thalhah radhiyallahu ‘anhu menemui Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dan menceritakan peristiwa tersebut kepada beliau. Usai mendengarnya, Rasulullah pun mendoakan mereka berdua,
بَارَكَ اللهُ فِي لَيْلَتِكُمَا
“Semoga Allah memberkahi malam kalian berdua.”
Ummu Sulaim pun mengandung. Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam melakukan suatu perjalanan, Abu Thalhah dan Ummu Sulaim selalu menyertai beliau. Namun, dalam perjalanan pulang, sebelum sampai di Madinah, Ummu Sulaim merasakan kontraksi di perutnya sehingga dia dan suaminya tidak bisa melanjutkan perjalanan.
Abu Thalhah berdoa, “Ya Rabbku, sungguh Engkau Maha Mengetahui bahwa aku sedang melakukan perjalanan bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Ketika beliau berangkat safar dan pulang, aku selalu menyertai beliau. Namun, saat ini aku tertahan sebagaimana Engkau lihat.”
Tiba-tiba, Ummu Sulaim berkata, “Wahai Abu Thalhah, sungguh telah hilang rasa sakit di perutku, maka marilah kita melanjutkan perjalanan.”
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan hingga tiba di Madinah. Barulah di sana Ummu Sulaim merasakan kontraksi kembali hingga lahirlah seorang putra. Ummu Sulaim berkata kepada Anas, “Wahai Anas, jangan ada seorang pun yang menyusuinya sebelum engkau membawanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.”
Anas menggendong bayi itu lalu menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Renungan dan Nasihat
 Saudariku fillah, semoga Allah merahmati Anda sekalian.
Demikianlah satu gambaran sisi kehidupan sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam. Figur mulia, Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anhu, penuh ketenangan, kelembutan, dan kesabaran ketika menghadapi sebuah musibah. Terpancar karisma yang hendaknya menjadi teladan bagi setiap wanita muslimah: ketenangan menghadapi musibah, santun bertutur kata, anggun dan memesona ketika melayani suami, sekalipun sedang dirundung kesedihan dan ditimpa musibah. Di satu sisi, ia adalah ibu yang kehilangan buah hatinya, dan di sisi lain, ia istri yang dituntut untuk berkhidmah terhadap suaminya. Demikianlah figur mulia, buah dari didikan dan bimbingan manusia yang paling mulia, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam. Sifat tenang, tutur kata, dan perilaku telah terbentuk pada para wanita mulia dari kalangan sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Saudariku fillah, dari siapa lagi kita akan mengambil teladan kalau bukan dari para shahabiyyah—semoga Allah meridhai mereka semua?
Musuh-musuh Islam, yaitu setan dari bangsa jin dan manusia, telah memasang berbagai perangkap, khususnya untuk kaum wanita. Maka dari itu, setiap muslimah hendaklah cermat dan lebih mengedepankan akalnya, tentu dengan bimbingan syariat yang mulia ini. Berbagai media yang tidak mendidik, bahkan merusak, menyajikan berbagai informasi atau tayangan yang bertujuan menyingkap aurat dan menjatuhkan kewibawaan wanita-wanita muslimah. Ada yang mempromosikan jilbab gaul, ada yang memajang iklan berbagai produk dengan menampilkan model yang bergaya bak wanita-wanita fasik, ada yang memuat tulisan-tulisan di media cetak, yang semua itu bertujuan merusak fitrah mulia wanita muslimah. Ada pula tayangan hiburan yang menampilkan gelak tawa dan celotehan yang merusak sifat tenang dan santun. Masih banyak lagi makar setan yang lain.
Hendaklah wanita muslimah, baik para remaja maupun para ibu, waspada terhadap hal-hal di atas. Seyogianya mereka senantiasa mempelajari ilmu agama dengan pemahaman yang benar lalu mengamalkannya, menjaga sifat malu, menjaga akhlak mulia, dan meneladani istri-istri Nabi ` secara khusus dan para shahabiyyah secara umum.[1] Dengan demikian, dia akan mendapatkan solusi untuk menjaga sifat santun, ketenangan, dan kewibawaan yang senantiasa menghiasi jiwa setiap muslimah. Namun, yang tidak kalah penting adalah senantiasa berdoa, memohon hidayah dan taufik kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar dijauhkan dari segala tipu daya musuh Islam dan muslimin. Wallahu ta’ala a’lam.

[1] Figur tentang istri-istri Nabi ` dan para shahabiyah bisa Anda telaah pada rubrik ‘Figur Mulia’ di Majalah Muslimah Qonitah setiap edisinya.
Perilaku Wanita Muslimah

Perilaku Wanita Muslimah



Perilaku Wanita Muslimah
Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya:”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”
Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah, idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:
1. Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.
2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat ituTidak ada sesuatu pun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.
3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:
Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)
4. Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا صلحت المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني)
5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.
Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)
6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahramnya.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)
Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih)
7. Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”

Juga tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من تشبه بقوم فهو متهم(رواه أحمد، أبودٰود وغيره)
8. Kedelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat.Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:
Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)
Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan. Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:
10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.
Artinya: “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari kesalahan dan bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersatu” (Riwayat Muslim)
Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekafiran” (Mutaffaq Alaih)
Allah Subhaanahu wata’ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)
oleh Ustadzah Aufa
https://latifaistiqomah.wordpress.com/perilaku-wanita-muslimah/